Love Summer
Aku bukan lagi sebait puisi
Yang selalu menari indah dalam syairku
Bukan juga bintang malam
Yang akan berderang di 14 hari
Tak ingin mengukir luka
Enggan pula menahan pilu
Kini, aku mulai lemah
Yang kian merasa takut pada setitik air hujan
Ingin rasanya awan selalu cerah
Mendung jauh di atas gunung sana
Memberi kabut keindahan
Bukan duka bagi Saudara dan duniaku juga
Ku cinta tanahku
Ku sayang Negeriku
Hatiku menjerit teriak ingin merdeka
Layaknya Singa yang di lepas bebas di Hutan
Tapi semua tak sepilu jingga
Masih ada secarik tarik pipi di bibir ini
Putihnya gigi masih nan terlihat
Untuk menyapa “SELAMAT PAGI’’ pada mentari
Mata memandang banyak pintu
Berdiskusi pada logika
Dimana kamar hati ini?
Ternyata, Tuhan masih mengunci untuk kebaikanku
0 komentar