SYARIFAH

 




“ SYARIFAH “

Syarifah merupakan seorang perempuan yang terhormat dari keturunan nabi Muhammad SAW melalui Husein. Husein dan Hasan adalah anak kembar Sahabat Ali bin Abi Thalib yang menikah dengan anak Rasullah yaitu Fatimah. Syarifah bisa disandangkan dengan gelar terhomat melalui Sayyid keturunan dari jalur Hasan. Pernikahan antara Syarifah dengan Sayyid dianggap menjadi pernikahan yang kudu dilakukan karena keduanya memiliki nasab yang sangat mulia. Apakah ada pandangan dan larangan bilamana kedua keturunan ini menikah dengan jalur yang berbeda? Tentu ada, dan hukumnya adalah boleh selama wali nasab perempuan mengizinkannya.

Apa pandangan bilamana kita menikah dengan sosok yang tidak sekufu? Apakah itu menjadi pernikahan yang hina? Apakah itu menjadikan pernikahan terlarang? Tentu tidak. Pernikahan adalah jalan Allah SWT dalam kita beribadah dan menjauhkan zina, pernikahan menjadikan kita makhluk yang bersyukur atas pembuktian firman-Nya dalam Al-Qur’an. Dalam hidup tidak selamanya mudah termasuk menentukan dan menemukan jodoh dalam rahasia Allah di Lauhul Mahfudz.

Ketika kita dalam kandungan, Allah SWT telah mencatatkan takdir kita dalam kehidupan baik maut, rezeki, termasuk jodoh. Ada yang mengatakan jodoh adalah cerminan diri atau jodoh adalah misteri. Pasangan dalam hidup mengantarkan kita pada kehidupan dunia wal akhirat, kita tidak hanya sekedar menjalankan hidup bersama dalam kodrat duniawi tapi dalam rangkaian kita beribadah kepada Allah SWT untuk mencapai keberkahan bersama. Memiliki keluarga impian yang bahagia sakinah, mawaddah, warrahmah adalah surga bagi kita semua didunia dan pandailah kita bersyukur kepadanya.

Dalam nikmat kasih sayang yang Allah berikan kepada saya terhadap lawan jenis telah banyak saya menemukan makhluk ciptaan yang luar biasa. Banyak cerita yang telah saya lewati dengan seseorang hingga pada akhirnya Allah memberikan kejutan pada takdir jodoh saya yang tak pernah saya bayangkan dan ini menjadi pilihan dan jalan yang harus saya lalui untuk menuju syurganya.

Tidak ada hidup tanpa ujian begitu juga dengan pernikahan dalam rumah tangga tiada bahagia tanpa masalah. Apa yang menjadi masalah itu tentang bagaimana kita menyikapinya, bagaimana kita mengalah demi tenang, bagaimana kita mengakui salah untuk benar. Dan tentang bagaimana kita menjaga harmoni dalam rumah tangga. Semua tidak terlepas dari peran kita sebagai nahkoda dalam rumah tangga.

Saya merupakan pribadi yang keras, temprament, dan tidak mau mengalah bahkan untuk sesuatu hal yang kecil. Banyak juga orang disekeliling saya beranggapan saya adalah orang yang perfeksionis. Alangkah baiknya Allah memberikan saya pengalaman hidup yang mampu merubah sikap buruk saya satu demi satu dimulai karena patahnya ekspetasi saya terhadap dunia.

Mengukir masa remaja saya yang tidak baik-baik saja, memahami saya tentang apa yang saya dapat suatu saat nanti tidak sebaik apa yang saya lakukan. Luka memang selalu menyisakan tanda, tetapi kebaikan akan selalu menghadirkan obat yang mujarab bagi kesalahan kita dimasa lalu. Bertemu dengan orang yang tepat dalam pasangan hidup adalah anugerah Tuhan yang pernah ada. Tidak ada yang perlu disesali dalam masa lalu, menjadi pribadi sampai saat ini menunjukkan bahwa saya adalah pribadi yang hebat.

Menurut telapati saya dan pasangan mengakui bahwa kita adalah dua insan yang berbeda antara langit dan bumi. Apakah itu benar? Tentu tidak, tergantung dari sudut kaca mana kita melihat. Kaca spionkah? Kacamata kah? Atau dari kaca lemari? Semua memiliki penglihatan yang berbeda. Cerita cinta kita tentu memberi kita harapan hidup yang akan kita lalui akan lebih baik. Oleh karena itu, detik demi detik menyadari kita untuk saling melengkapi meskipun itu bukanlah hal yang mudah.

 

 

 To Be Continued when free time. . . . . .

Share:

0 komentar

SYARIFAH

  “ SYARIFAH “ Syarifah merupakan seorang perempuan yang terhormat dari keturunan nabi Muhammad SAW melalui Husein. Husein dan Hasan adalah ...