Ketika Jemariku Berhenti Menari
Dari apa yang pernah gua bahas sebelumnya pada artikel
"The Theater of Dream" mungkin ada yang penasaran atau bertanya,
apakah pencapaian dari mimpi gua cukup sampai disitu? hanya sebatas menjuarai
level tournament tingkat SMP? Perlu yang kalian semua ketahui, bahwa sejatinya
sepakbola dimainkan secara tim dengan adanya sebuah kerjasama untuk menampilkan
permainan terbaik dan menghasilkan kemenangan. Jadi, gua bukanlah siapa-siapa
dan bukan apa-apa dalam prestasi sebuah tim. Maka dari itu, seperti yang telah
gua bilang bilang sebelumnya, umumnya gua mengikuti tournament satu kali dalam
setahun. Bukan karena tak ada tournament lain, tapi gua menyesuaikan dengan
tingkat dan kesempatan gua untuk bisa bermain. Banyak sebenarnya
tournament-tournament yang diikuti bagian atau tim gua bahkan lapangan besar
bukan sekedar futsal tapi gua tak ikut bermain. karena sejatinya, gua
menghargai visi dan misi seorang pelatih atau pembina dalam memilih karakter
pemainnya untuk membentuk suatu tim. So, saat gua tak diikutsertakan itu bukan
masalah besar bagi gua.
Dengan menjuarai futsal bersama SMP di tahun terakhir
merupakan modal yang bagus untuk gua bisa menggapai prestasi yang lebih. Tapi,
hal itu berkata lain karena waktu sekolah SMK/SMA lebih lama kami bisa pulang
hingga sore hari kecuali di hari jum"at 2 jam lebih cepat pada umumnya.
Jujur, saat itu gua, Ojak, dan alfi sempat ingin masuk sekolah yang bersamaan
yakni Smkn 25 Pasar Minggu, kita sudah mendaftar bareng, Tapi Tuhan memang
berkehendak lain. kita semua terpisah. Alfi tetap bertahan dan masuk di smkn
25, gua masuk ke pilihan ke 2 di smkn 47, dan ojak masuk di pilihan ke 3 smkn
15 Jakarta. Kebersamaan kami untuk satu tim lagi kini sudah tak ada harapan,
kemungkinan kita bisa bertemu sebagai lawan.
Awal gua masuk smkn 47, gua sama sekali tidak tertarik pada
eskul. karena di masa smk/sma sekolah tidak menekan untuk wajib bagi tiap siswa
masuk dalam sebuah organisasi. karena beban waktu sekolah sudah terlalu banyak.
Sampai akhirnya seperti kutipan cerita pada judul "Princes Bekel From East
Java" gua bertemu fadil yang mau mengajak gua bermain futsal. Bisa
dibilang tidak begitu buruk adaptasi dan peran gua untuk tim futsal ini, tapi
gua seperti tidak tertarik meskipun banyak kakak kelas di tim yang menganggap
permainan gua cukup bagus. Gua hanya seperti menjalani kegiatan yang gua suka
tanpa adanya mimpi dan motivasi masuk dalam tim futsal smk gua. karena menurut
gua masih bisa bermain dengan tim eksul futsal sekolah dan tetap di pilih
menjadi bagian dari tim futsal perwakilan kelas saat classmeeting sudah lebih
dari cukup di masa smk gua saat itu.
Sebenarnya bukan karena gua lemah, gua tetap semangat untuk
datang eskul. karena waktu gua yang mepet karena pasca lulus dari smp terkadang
agus sering mengundang kita untuk memberi pengalaman dan pembinaan bagi eskul
futsal di smp kami yang masih baru kembali untuk dimulai. Antusiasmenya begitu
besar hingga kami sendiri bingung harus membagi sesi latihan dari mana, karena
jumlah yang terlalu banyak hingga bisa membagi menjadi 4 sampai 5 tim.
terkadang gua datang bersama ojak, kadang bareng alfi dan terkadang kita
bertiga bersamaan dan kadang gua juga gak dateng. haha karena sibuk sama
princess bekel dulu wkwk
Dan menjadi pembina eskul baru gua rasakan saat itu yang
begitu memberikan gua pengalaman yang begitu besar, terutama soal jiwa
leadership dan tanggungjawab. Dan gua paham betul istilah dalam sepakbola bahwa
"Pelatih tidak ikut bermain" tapi pelatih berperan penting dalam
menyusun jalannya rencana sebuah permainan dalam pertandingan. Menurut gua
memang, jaman sejarah (jaman gua) tidak bisa disamakan sama sekali dengan jaman
now (jaman penerus) meskipun segalanya sudah membaik.
Bisa dibayangkan ketika jaman gua berjuang dkk untuk
memperoleh hak dalam kegemaran futsal? mencoba mendapatkan perhatian dan
dukungan dari setiap elemen sekolah yang berperan? hal ini berubah pasca
kelulusan gua, kepala sekolah mengizinkan eskul futsal ada, bahkan ada jadwal
latihan teratur untuk menyewa lapangan futsal sintesis di Timbos, Kemang Utara.
uang kas yang rapi dan ada anggaran biaya pembinaan, peminat banyak tapi sayang
sekali hal ini seperti mencari sebuah jarum dalam tumpukan jerami. kami sangat
sulit mencari pemain yang benar-benar lahir dari sebuah ketulusan dan jiwa yang
tulus dalam bermain sepakbola sesungguhnya.
Sampai akhirnya tiba masa tournament di kawasan Menteng,
Jakarta Pusat. karena jumlah peminat yang banyak sampai kami harus mengirim 2
tim sekaligus untuk tournament. Tournament pertama saat itu sangat mengecewakan
2 tim langsung gugur dipertandingan, mungkin ini hal yang wajar karena ini baru
langkah awal mereka seperti saat gua di masa dulu.
saat itu gua banyak sekali mengevaluasi terutama tentang
kualitas pemain yang takut sekali duel dengan lawan, mental yang buruk, bahkan
skill yang masih dibawah lawan. setelah berkali-kali latihan, terkadang gua
menerapkan latihan di smk gua sampai ke tim smp gua saat itu, dan lahir
kesempatan tournament kedua, yakni di Perguruan Cikini, Jakarta Selatan. saat
itu kami tetap mengirimkan 2 tim. sama saja mereka kalah di fase awal semua dan
yang lebih memalukan tim A andalan sebenarnya harus takluk dari MTS
Al-Khairiyah yang bahkan pembina tim mereka adalah M. Fathoni yang merupakan
rekan tim gua dulu saat di SD, dengan skor telak pula 7-1. Hal ini yang membuat
gua sadar, ketika setiap tim ini membuat kesalahan atau kebobolan mereka selalu
melihat ke arah gua, ojak, dan alfi. tak terkecuali dengan agus. mental pemain
dipengaruhi oleh kualitas tim memang, jika tim itu buruk bukan tak mungkin
pemain yang bagus akan tampil menjadi buruk.
Sampai akhirnya setelah tournament kedua kita kumpul disekolah
smp halaman teras lapangan, kita tetap menggelar latihan sampai gua berbicara
pada ojak dan alfi, bahwa gua tak bisa lagi untuk meneruskan ini. Maaf gua
mungkin udah gak bisa lagi menemani kalian, dan menjadi pembina eskul dengan
pengalaman gua yang masih biasa saja seperti ini bukan ukuran bisa menjadikan
adik-adik kelas gua menjadi lebih baik dan seperti yang gua mau. gua yakin
mereka akan menemukan jatidiri mereka suatu saat nanti dengan cara yang lain.
Setelah itu, gua masih saja melakukan aktivitas yang biasa.
Eskul di smk setiap sore selasa dan jumat sore. dan sabtu minggu gua bermain di
Wisma Aldiron. karena waktu yang begitu mepet ya gua membagi waktu untuk urusan
sekolah, cinta, dan sepakbola. Gua lupa saat itu, disore hari di Wisma Aldiron
ada dua orang bapak-bapak bisa dibilang melihat kami bermain dari sisi lapangan
dengan lembaran kertas ditangan, Awalnya kami hanya mengira mereka ini orang
kantor yang bekerja di salah satu PT di wisma ini yang ingin bersantai di
lapangan sambil menonton orang bermain bola. Tiba ketika gua dan teman-teman
gua biasa bermain mereka menghampiri dan berkata "Dek, mau ikut lomba gak?
hadiahnya besar loh! gratis gaperlu bayar. kalo juara bisa pergi ke malaysia
malah" saat itu gua mengambil brosur itu dan mereka hanya bilang Isi
formulirnya dan datang sesuai tanggal di formulir itu yaa. . . . Bisa
dibayangkan itu adalah tournament yang disponsori oleh "NIKE" secara gratis.
Meski jumlah org yg didaftarkan bisa 10 orang. saat itu gua
hanya menemukan 7 pemain terbaik dengan rentan usia yang sudah di persyaratkan.
Maklum, di Aldiron gua lebih banyak bermain dengan orang dewasa. Dan kami
berangkat untuk technical meeting di Museum Satria Mandala yang dimana
tournament ini diikuti oleh banyak tim terbaik se-Indonesia. kenapa
se-Indonesia? karena tim yang dari luar daerah disediakan fasilitas bus antar
jemput atau mess jika terus berhasil lolos ke babak selanjutnya. Dan memang
benar, tim yang menjadi juara akan menjadi wakil indonesia untuk ke malaysia.
Tournament ini bukan untuk pemain pecundang, pemain lemah.
strategi bertahan yang selalu gua terapin gak bakal berguna di tournament kali
ini. Banyak aturan yang berlaku, ini bukan merupakan sistem gugur. tim yang
kalah bisa bermain dilapangan berbeda dengan mendaftarkan kartu identitas tim.
Karena di tournament kali ini disediakan 8 lapangan dimana setiap tim
diupayakan memperoleh poin stempel sebanyak-banyaknya di kartu identitas tim
dalam waktu durasi 2 jam saja. poin stempel yang dimaksud adalah stempel
kemenangan, seri apalagi kalah tidak menerima stempel. Dan hal yang lebih
menantang dari tournament ini adalah setiap pertandingan hanya terjadi satu
babak dengan durasi 5menit, dan kemenangan disahkan apabila terjadi defisit
goal dengan jarak 2 angka, contoh 2-0, 3-1, 4-2 dan seterusnya. dan dilarang
mencetak goal di dalam kotak pinalty lawan, dan apabila mencoba menghalangi
tendangan lawan di dalam kotak pinalty sendiri akan dihukum pinalty tanpa
kiper. kenapa? karena gawang yang digunakan adalah gawang kecil. Cukup
menantang bukan? Haha. . .
Sampai gua gak terduga, tim gua dengan Nama "BNL FC"
berhasil lolos ke 64 besar dari sekitar 600 tim lebih yang mengikuti tournament
ini. Di hari kedua, tentu lawan akan semakin berat. bahkan tim kami harus
membawa 6 pemain karena 1 teman kami sedang ada acara keluarga yang tak bisa
ditunda. Ditambah terik matahari saat itu yang begitu panas membuat kondisi
kami kelelahan karena sistem yang digunakan masih sama dengan mencari point
stempel kemenangan terbanyak dan hanya di ambil 4 tim terbaik yang langsung
masuk ke laga semifinal. kita sudah pasrah dan kelelahan, bahkan sepatu gua pun
jebol yang membuat gua kapalan. sedangkan kami baru memperoleh satu stempel
kemenangan saja. sampai akhirnya tim kami memutuskan untuk beristirahat saja
dibawah pohon sampai panitia terus menyemangati agar kami tetap menaruh kartu
identitas tim ke salah satu lapangan yang ada. kali ini lapangan diperkecil
menjadi 4 dari yang semula ada 8. karena menjunjung rasa sportivitas, akhirnya
kami tetap menaruh dan sepakat ini terakhir main. tak disangka dalam waktu 5
menit kami dibantai 6-0 dengan tim lawan. mungkin lawan juga mengerti, jika
kami main dengan skuad yang tidak penuh tapi hal itu bukan satu alasan bagi
mereka untuk tidak tega membantai kami.
Di awal memang sudah sepakat tim yang berhasil lolos ke 64
besar sudah cukup mendapatkan hadiah Rp. 500.000,- dan tim kami sudah cukup
rasanya mendapatkan itu semua. tapi dengan syarat untuk mengambil hadiah
tersebut, kami harus datang menyaksikan sang juara bertanding melawan tim dari
malaysia di Indonesia sebelum mereka bertanding di malaysia nanti, hal ini
dilakukan sebagai bentuk dukungan yang menurut gua secara gak langsung sama
saja kita seperti suporter bayaran wkwk tapi gapapalah. . .
Gua masih ingat betul, pertandingan itu digelar sore hari di
Tugu Proklamasi, bertanding didepan patung pahlawan negara kami. bahkan saat
itu ada bintang sepakbola nasional dan juga dari malaysia yang tak asing bagi
penikmat sepakbola. Yakni Firman Utina (INA) dan Mohammad Safie Sahli (MLY),
beruntung juga sih gua ketemu mereka secara dekat meskipun mereka hanya sebagai
pembuka pertandingan dengan jugling di tengah lapangan. Setelah pertandingan
selesai dengan dimenangkan oleh tim dari INA secara dramatis, pembagian hadiah
Rp. 500.000 + Botol Minum 'Nike" + satu buah bola dibagikan setelah isomah
shalat magrib.
Ini bukan terakhir kali gua ikut tournament, setelah itu ada
tournament yang gua ikutin tetep seperti biasa. tapi bukan di tingkat sekolah
masih di tim bagian rumah gua, kali ini kita bertanding mewakili RT setempat di
tingkat kelurahan. Disaat banyak pertandingan minim goal, kami selalu menang
telak dengan skor 5-0, 3-1, sampai akhirnya kami tersisih di semifinal dengan
adanya sedikit kerusuhan. Maklum seperti tarkam, suporter lebih semangat
dibanding yang main wkwkwk . . . .
Setelah lulus dan gua bekerja di PT Fastfood Indonesia, Tbk
aka KFC Indonesia. gua bekerja cukup lama disini sekitar hampir 4 tahun
lamanya, Disini juga ada tim futsal store, gua juga masuk dalam skuad tim d
store gua yakni KFC Cilandak Transmart, dan hanya sekali gua ikut tournament
antar tenant transmart cilandak yang juga acara ini dipelopori oleh Marinir
Cilandak. Kami bermain malam setelah bekerja, karena para pekerja dan usia yang
bisa dibilang tidak muda-mudi lagi, tournament ini bisa dikatakan sebagai ajang
silaturahmi untuk meningkatkan kebersamaan di lingkungan kerja, saat itu kami
kalah dengan skor telak yakni 7-1 dari tenant anak cleaning service. Dan ini
tercatat sebagai ajang tournament resmi terakhir yang pernah gua ikutin dalam
tim futsal.
Karena sibuk dengan pekerjaan sambil kuliah. Jadi, gua
memutuskan untuk berhenti dari kfc (resign) pada pertengahan tahun 2019, selama
di kuliah gua juga masih bermain futsal dan sparing dengan berbagai kelas dari
berbagai jurusan. Alhasil, kelas kami belom pernah kalah selama sparing. Dan
malapetaka pun tiba, hari itu hari kamis, pada siang hari kelas kami sepakat
sparing dengan jurusan IT di salah satu lapangan di daerah Condet, Batu Ampar,
Jakarta Timur. kita sudah unggul jauh dan waktu tinggal sedikit, tapi saat
akselerasi gua dari pinggir lapangan berhasil melewati semua pemain saat ingin
men-chip bola ke gawang tiba-tiba gua terjatuh, kaki yang begitu sakit dibagian
dengkul dan langsung membengkak tak begitu lama gua digotong oleh teman yang
lain. sampai gua sendiri tak bisa berdiri dan berjalan, gua gak begitu paham
apa yang terjadi saat itu, kejadiannya begitu cepat. ada yang bilang gua
dihajar dari belakang, dan ada pula yang mengatakan gua terjatuh sendiri tapi
yang jelas rasanya begitu sakit. Jika diingat-ingat, gua masih ngilu dengan
rasa sakitnya. Dan sampai akhirnya, setelah melalui pemeriksaan dan pengobatan
gua di diagnosa cedera lutut atau biasa dikenal ACL. Dan dianjurkan untuk
berhenti bermain bola, karena akan membuatnya semakin parah. Gua pernah 3x
mencoba bermain kembali dan rasanya begitu sakit. sampai akhirnya gua
memutuskan untuk tidak bermain bola lagi, karena menurut gua sudah bisa
berjalan normal seperti layaknya orang lain meski terkadang masih terasa nyeri
sudah cukup bagi gua untuk bersyukur telah mengenal dan memiliki pengalaman
dalam dunia sepakbola.
Maka dari itu, menurut gua mimpi tidaklah harus digapai. karena
menurut gua mimpi yang tak terwujud bukanlah hal yang buruk selama ada niat dan
usaha dalam proses kita menggapainya. Saat ini gua fokus dalam kuliah gua untuk
mengambil gelar pendidikan yang kelak akan menjadi guru di masa yang akan
datang. semoga impian ini tercapai dan gua bisa kembali memberikan cerita dan
manfaat bagi orang lain.
Terima kasih, sampai jumpa kembali di cerita selanjutnya.
0 komentar