" The Theater of Dream "



Setiap manusia pasti memiliki mimpi, entah suatu mimpi yang sudah tertanam sejak kecil atau mimpi ketika telah menemukan jati diri di masa dewasa nanti. Menurut gua, mimpi bukanlah bunga tidur semata, sekalipun mimpi terkadang diluar logika dan tidak realistis, tapi bagi gua, mimpi itu memiliki makna dan arti dalam setiap langkah kita menjalani hidup. Ada yang mengatakan "Jangan pernah berhenti bermimpi untuk mencapai kesuksesan" dan sebaliknya, "Mimpi jangan terlalu tinggi, kalo jatuh gak kesampaian nanti bakal sakit”. Keduanya benar tapi bisa juga dikatakan salah. karena menurut gua lewat mimpilah kita mempunyai motivasi untuk hidup.

Mimpi merupakan sebuah pertunjukan. Yaa mimpi bagian dari sebuah seni dalam hidup. karena menurut gua, mimpi selalu menampilkan sebuah drama pertunjukan yang sangat fantastis, ia mampu berganti peran kapan pun sesuai waktu yang tak bisa ditentukan, sangat-sangat fleksibel. Mengenai mimpi, gua juga punya mimpi yang begitu banyak, dari mulai mimpi yang besar ketika gua masih kecil, hingga mimpi itu semakin kecil ketika gua dewasa. Keberhasilan kita dalam meraih mimpi bukan ditentukan melalui grafik naik turunnnya kualitas yang ingin kita capai, tapi tergantung dari apa yang coba kita lakukan dalam menggapainya.

Menentukan pilihan dalam mimpi bukanlah suatu kebetulan peran yang kita mainkan. mimpi lahir melalui jiwa terdalam dari diri kita, ia merupakan suara hati kecil dari inerbeauty kita yang begitu tulus. karena itu, mimpi tak mengenal batasan. tapi mimpi mengenal tekad, kemampuan, dan keberanian untuk mencapainya. walau sebenarnya mimpi bisa aja berubah karena sesuatu yang tidak kita inginkan, seperti kisah perjalanan mimpi gua saat ini, tapi gua percaya Tuhan telah memberikan jalan dan garis yang baik dalam mimpi yang akan kita capai.

Mimpi tidak selamanya tentang kesuksesan. karena sukses hanya sebuah harapan dari sebuah hasil yang ingin kita raih. tapi dalam mimpi yang terpenting adalah sebuah proses yang ingin kita gapai berdasarkaan suara hati, baik itu melalui hobby atau suatu hal yang disuka yang ingin kita raih. dan semua terdorong begitu saja tanpa adanya paksaan.

Ketika kecil kita pasti sudah bermimpi, tapi dalam kisah hidup gua. Gua mulai merasakan mimpi ingin gua raih ketika SD kelas 5, saat itu gua bermimpi untuk menjadi pemain sepak bola. mungkin hal ini terdengar umum karena sejatinya gua adalah anak laki-laki. Faktanya, tak semua anak laki-laki suka bola, dan tak semua anak laki-laki bisa bermain bola dengan baik. kenapa bisa begitu? karena menjadi pemain professional dalam sepak bola bukan sekedar bermain bola, tapi banyak hal yang harus dipahami dan dipertimbangkan. Gue emang gak sekolah sepak bola, tapi banyak temen gua yang sekolah sepak bola dan gua belajar dari mereka. Dan kebiasaan gua bermain bola bukan sekedar hal yang musiman, sepak bola sudah menjadi rutinitas yang mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari gua sejak kecil, tak mengenal waktu. baik pagi, siang, sore, dan malam gua pernah melakukannya.

Gua tinggal di Jakarta Selatan tak jauh dari Tugu Pancoran. Jika kalian mengenal daerah sini, ada sebuah lapangan bola besar milik TNI Angkatan Udara tepat di depan Tugu Pancoran dengan nama Wisma Aldiron. sampai saat ini tahun 2021 lapangan ini masih ada meski sudah tak terbuka untuk Umum. karena Tim kebanggaan Ibukota Jakarta, baik itu Persija Jakarta versi ISL dan Persija Jakarta versi IPL pernah latihan disini.

Meski gua belajar banyak hal tentang sepakbola dari banyak orang dan lapangan. Tapi, Lapangan Aldiorn inilah yang menjadi sejarah bagi gua untuk benar-benar paham betul dan banyak pengalaman tentang sepakbola. Sejak kecil, gua sudah bermain disini sampai gua menjadi mahasiswa dan bekerja. Kebetulan karena rumah kami berada tak jauh dari sini meski harus melewati komplek angkatan udara untuk sampai di sana, alhasil kita tak pernah menyewa, tapi dibutuhkan berjalan kaki 3 sampai 4 kilo untuk sampai dilapangan ini, setiap hari di sore hari kita lakukan ini tiada henti berjalan kaki untuk bermain bola sejauh 4 kilo, dan ketika lelah dan gelap malam kita kembali berjalan kaki pulang 4 kilo. tak jarang kita juga sambil berlari, bukan karena takut gelap dan malam tapi banyak anjing komplek yang menguber kita ketika berjalan disana hehehe. . . .

Memang, di lapangan ini bukan hanya anak kampung gua saja yang bermain, tapi dari ujung sudut pinggir kali kecil lapangan sampai tiang bendera lapangan ini pernah bertanding (sparing) melawan bagian gua, bukan tidak mungkin tidak ada yang mengenal wajah-wajah kami, sampai kami harus memilih untuk mencari lawan sparing yang bisa meningkatkan daya semangat kita dalam bertanding. Ciaelah. . . bukan mengintimadasi lawan tapi lebih kepada level peningkatan skill dan kebanggaan untuk meraih kemenangan ketika bertemu lawan yang lebih hebat dari bagian tim kami.

Hal diatas memang terlihat suram dan tarkam. tapi berkat itulah kuda-kuda dan kekuatan kaki gua sama kuatnya dengan teman-teman gua sekolah sepakbola bahkan bisa dibilang gua jauh lebih kuat menendang bola kulit (bleter) tanpa alas kaki (sepatu) dibanding temen-temen gua yang lain yang seusia gua saat itu. hal ini membuka peluang gua untuk mampu bersaing dan terpilih menjadi skuad inti pemain mewakili sekolah di berbagai ajang tournament.

Gua gak pernah absen dalam kegiatan sepakbola, di tingkat sekolah umum lebih dikenal futsal. Hal yang perlu dicatat! gua tak pernah mengajukan diri untuk terpilih menjadi pemain perwakilan sekolah, gua selalu menyerahkan ke pelatih dalam memantau murid yang pantas mewakili sekolah. Alhamdulillah sepanjang hal itu pun gua selalu terpilih.

Di mulai saat gua SD kelas 5, tiba-tiba nama gua terpilih untuk tournament tingkat SD di sebuah Balai Rakyat, sebelum itu sekolah memang rutin mengadakan olahraga cabang sepakbola tak tahu ternyata itu bagian dari proses seleksi yang dilakukan dan gua terpilih. sama seperti pada umumnya kesempatan banyak orang, gua gak bisa terlalu banyak ambil peran di debut pertama, karena tak banyak yang mengakui keterampilan gua saat itu, meski sekolah gua masuk dalam tim semifinalis gua hanya mecatatkan satu pertandingan saja kala itu. Gua jelas kecewa karena gua merasa gua gak lebih buruk dari tim pemain inti yang dipilih menjadi starter. tapi, ada hal yang begitu gua banggakan saat itu, untuk pertama kalinya gua merasak sebuah ceremony dalam sebuah tournament mewakili sekolah dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya” meski dalam cakup tournament kecil, menurut gua itu sudah terasa bermain di tengah stadion, Hahaha. . . .

Sampai tiba dikelas 6, Gua tetep masuk dalam skuad tim sekolah gua. Tournament kali ini jauh lebih tinggi levelnya, kali ini kita bertanding di MTSN 1. Sama seperti umumnya, pelatih tak banyak menaruh harapan penuh ke gua, meski kita menjadi runner up di tournament ini, gua tetap masih kurang menit bermain, hanya 2 kali pertandingan aja gua bermain dalam tournament saat ini. Jadi menurut gua, tak banyak hal yang perlu dibanggakan dalam ke-ikutsertaan gua mewakili sekolah saat SD, karena pada masa itu gue merasa benar-benar terasa tak berguna. karena tak satu goal pun yang berhasil gua cetak dalam 2 kali tournament.

Masuk ke tingkat SMP, gua masuk di sekolah Negeri yang bisa dibilang reputasinya tidak begitu mencolok dalam sepakbola, Benar saja. tak ada daftar ekstrakurikuler futsal disekolah gua sedangkan setiap siswa baru wajib mengikuti eskul, jika tidak mau, akan terpaksa masuk dalam eskul Drum Band atau Paduan Suara. Hal yang sangat tak mungkin untuk gua ambil, akhirnya gua mengambil eskul VollyBall untuk sekedar formalitas yang sebenarnya gua tetap mencari info tentang sepakbola.

Akhirnya harapan itu mulai tiba, terdengar kabar dari teman SD gua disekolah lain, Jika dia akan mengikuti tournament futsal O2SN saat itu, karena sekolah teman gua masih satu wilayah dengan sekolah gua saat itu dan sama-sama negeri bukan tak mungkin sekolah gua akan ikut tournament ini, gua terus menggali banyak info disetiap eskul pada hari sabtu sampai akhirnya gua ketemu Pak Jailani, guru olahraga kelas 9 sekaligus orang yang memilih tim futsal untuk sekolah. Saat itu beliau hanya bertanya "SSB (Sekolah Sepak Bola) dimana kamu?" saat itu gua hanya menjawab tidak SSB pak, pak jailani pun tertawa sambil menunjukan fotocopy-an dokumen, ini semua yang masuk tim lampirkan rapot SSB nya, kalo kamu ikut kamu gak bakal main gak usahlah. saat itu gua kecewa, pantas disekolah ini tak ada eskul futsal karena seleksi yang dilakukan ternyata seperti ini hanya ingin instan.

Ketika di SMP jadwal olahraga kita selalu bareng dengan kelas lain, entah itu kakak kelas atau adik kelas. meski memiliki 2 lapangan jika materi yang diberikan sama kita akan memakai lapangan bersama dengan kelas lain. Tiba saat itu materi sepakbola, karena gua siswa baru kelas 7 otomatis berbarengan dengan kakak kelas. kedua guru olahraga sepakat untuk diadakan tanding sepakbola, menurut gua bukan perkara umur atau badan besar dalam sepakbola, karena sudah terbiasa bermain dan melawan orang dewasa ketika di Aldiron jadi melawan kakak kelas bukanlah hal yang begitu berat. Kelas gua tidak pandai dalam bermain sepakbola tapi gua punya 4 teman yang menurut gua pantas untuk sefrekuensi dengan jalan pikiran gua ketika bermain itu sudah cukup. Salah satu dari kakak kelas sempet berbisik ke temen gua, dia minta kalah bayar goceng buat beli minum pada zaman itu harga minuman Es masih Rp 500, kita yang merasa hormat dengan kakak kelas kita mengiyakan. Gua terus berupaya semaksimal mungkin untuk tampil karena gua tau 02SN sudah dekat dibulan Oktober, meski kalah tapi gua berhasil mencetak 4 goal saat itu. hal ini bahkan membuat guru olahraga Alm. Pak sutrisno berdiri sambil bertepuk tangan dan memarahi muridnya kalah dengan anak kecil. hehehe, hal ini yang membuka peluang gua untuk bisa tembus dalam skuad tim sekolah SMP gua.

Tiba hari senin, hari dimana gua tak menyangka hal ini terjadi. Bel istirahat pertama berbunyi, tiba-tiba murid berkulit hitam dengan badan keker dan tegap seperti Adebayor dari kelas 74 memanggil gua didepan pintu kelas 75, Dia adalah Muhammad Tunjung bocah SSB GOR Ragunan, SSB yang sama dengan pemain hebat yang saat itu ada disekolah gua Abdul Rozak. saat itu dia memberi kabar jika gua dipanggil pak jailani di depan teras ruang guru. Saat itu gua masih ingat betul pak jay menanyakan gua biasa main di posisi mana, saat itu gua bilang pemain depan. Kata dia tidak bisa, kalo kamu mau ikut tim masuk sebagai kiper itupun cadangan dari kiper utama M. Fahli, saat itu gua sempet gondok (kesal) cuman gua turutin apa maunya dia, karena bagi gua bermain futsal menjadi seorang kiper bisa menjadi libero (ikut menyerang).

H-7 bulan tournament O2SN tahun 2009, akhirnya kita berkumpul untuk latihan kekompakan tim pasca pulang sekolah setiap hari bahkan sabtu pun datang, tim dengan berjumlah 10 pemain hanya melakukan pemanasan ringan, GamePlay dan sedikit arahan dari pak jay setelah itu, tim ini begitu instan, dibentuk dadakan seperti ada titipan. selama latihan full gue benar-benar menjadi seorang kiper di tim B alias tim pemain cadangan, tak buruk juga karena gue sering menjadi pemain depan bisa membaca dan menebak tembakan mereka semua tak begitu sulit dengan catatan penting menjadi kiper tak perlu takut bola apalagi tendangan bola keras, dan gua rasa tim ini jauh lebih buruk dari tim SD gue, mungkin bisa kalah telak sih kalo kata gua mah. Wkwkwk. . .

Tiba hari perlombaan 02SN tiba, banyak cabang yang dilombakan tapi gua fokus ke sepakbola untuk sekolah gua bisa tembus tingkat nasional, saat itu sekolah kami bermain disekolah SMPN 124 sebagai tuan rumah. saat ingin memulai ceremony, gua sama sekali tidak merasakan adanya team work dalam tim ini, pak jay pun sibuk berbincang dengan guru sekolah lain dan juga panitia, Kevin merupakan kakak kelas tertua di tim kami juga sama sekali tak ada jiwa leadership, hal ini berbeda sekali di tim futsal SD gua dulu, sampai akhirnya gua tau mungkin gua gak akan dapat menit bermain karena hanya kiper cadangan.

Saat itu sekolah gua bertemu SMPN 141 Jakarta, sekolah kami unggul cepat melalui Goal abdul rozak, tak lama kita tekena come back cepat di awal-awal babak kedua dengan skor 2-1, saat itu semua pemain sudah letih hanya ada 2 pemain yang belum tampil, gua sebagai kiper cadangan dan raihan kelas 76 sebagai Bek. saat itu M. Tunjung tiba-tiba jatuh ditengah lapangan, dia minta diganti sisa waktu mungkin hanya 2 menit saja, saat itu raihan sudah malas untuk bermain sampai akhirnya pak jay menyuruh gua masuk dengan memakai kaos raihan. Gak butuh lama, gua hanya butuh 2 sentuhan untuk menyamakan kedudukan. berawal dari serangan balik, untuk pertama kalinya gua berani membentak Iqbal, untuk meminta operan. peluang itu benar-benar gua maksimalkan ketika hanya berhadapan dengan kiper. Skor 2-2 setelah goal itu pertandingan Habis, dan terpaksa dilanjutkan dibabak adu pinalty langsung tanpa adanya ekstra time. Saat itu gua sudah tau, gua bukan pemain inti, Jadi, jangan berharap untuk mengambil tembakan. dan benar saja 2 penendang sekolah kami gagal mengeksekusi dengan sempurna sedangkan kiper tim kami hanya mampu menahan 1 tembakan tim lawan dari 3x percobaan satu langkah. Meski tim gua kalah, gua bisa bangga karena bisa mencetak goal yang indah, bahkan pak jay pun tersenyum dan memberi jempol untuk goal gua saat itu, Dan mulai saat itu gua selalu masuk dalam tim inti futsal SMP gua saat itu.

Pasca kekalahan drama pinalty saat itu, gua juga heran. Tunjung yang tiba-tiba minta diganti karena kelalahan justru mengambil tembakan pinalty dan benar saja tak masuk hahaha. . . sepanjang perjalanan pulang dari tournament tidak ada sedikit pun bentuk penyesalan dari tim ini mereka sibuk membahas apa yang sudah mereka berikan dilapangan tanpa mengoreksi kesalahan dari tim ini. yakni Egois yang tinggi.

Meski gua tau banyak Akamsi (Anak Kampung Situ) disekolah gua, tak membuat gua minder bergaul. gua tetep melakukan pendekatan dengan mereka dan lama kelamaan gua pun akrab. Ada satu pemain yang gua kagumin sejak awal dan hebat di tim ini. Yaa Dia adalah Abdul Rozak aka Ojak, dia pemain tanpa emosi, keep calm, dan juga anak SSB dari GOR Ragunan. Ia sempat bertanya gua dari sekolah mana, setelah gua bilang dari MI Al-Khairiyah dia terkejut, karena dia salah satu bagian dari tim yang dikalahkan sekolah gua saat semi final di tournament MTSN 1 dulu, saat itu dia banyak cerita dia sedikit kesal dengan pemain tim SD gua dulu yakni si Reza yang menurut dia terlalu lebay terjatuh ketika bermain. Gua cuman bilang, “reza tadi juga ada di SMPN 43 pas O2SN memang tidak bertemu dengan tim kita karena kita sudah kalah di laga kedua tournament tersebut dan langsung sistem gugur”. Mulai saat itulah gua mulai akrab dengan salah satu pemain di tim futsal ini yang bisa dibilang gua mulai nemu kawan yang sefrekuensi.

Setiap tahun biasanya sekolah minimal hanya mengikuti satu tournament saja dan itu yang dilakukan sekolah gua, kelas 7 hanya terkesan begitu saja tapi lebih baik dari peran gua ketika SD. Tiba kenaikan kelas 8, ada pengocokan kelas yang pada akhirnya gua sekelas dengan Ojak. gua mulai akrab bahkan gua sering main ke rumah dia begitu juga sebaliknya dengan main ke rumah gua. banyak yang kita lakukan bersama, mulai bikin jaket, almamater, jalan-jalan, nongkrong, tak terkecuali menjalin chemistry dalam bermain bola. tercatat saat kelas 8 itu, kelas gua menjadi juara classmeeting futsal disekolah yang notabane nya pemainnya biasa-biasa aja, mungkin karena ada Ojak sebagai penyeimbang gua saat itu.

Di kelas 8, mulai ada perombakan tim di skuad tim futsal. karena anak kelas 9 tidak boleh ikut lomba yang membahayakan jiwa dan tubuh karena fokus pada kesibukan Ujian. akhirnya sekolah kami tetap mengandalkan anak kelas 7 dan kelas 8.  Saat itu tahun 2010, tournamet dengan hadiah besar puluhan Juta rupiah yang disponsori minuman terkenal yakni "MILO" dengan pembukaan ceremony yang mewah dari girl band dan aktris cinta laura sebagai bintang tamu acara, diadakan di lapangan mahal CITOS "Cilandak Town Square" dengan sekiranya ada 64 Sekolah yang mengikuti tournament ini dari berbagai wilayah.

Saat itu gua tetap terpilih, hanya ada 3 nama dari anak kelas 8. Gua, Ojak, dan satu rekan lagi Alfi dari kelas 82. Alfi bukan orang yang asing bagi gua, karena rumah gua yang berdekatan dengan dia, dia juga temen gua bermain di lapangan Aldiron dan dia sekolah SSB Garuda Sakti di lapangan Belalang, Kalibata Jakarta Selatan. waktu kelas 7 alfi tak masuk dalam tim skuad futsal O2SN karena lebih memilih masuk dalam tim skuad Basket sekolah kami. Di tahun ini, ia lebih memilih masuk tim futsal mungkin karena hadiahnya juga wkwk dan dorongan dari cerita gua dan ojak. sampai akhirnya kita bertemu dengan salah satu sekolah dari daerah Lebak Bulus. Gua lupa nama sekolah dia apa, tapi yang jelas mereka sempat menertawakan tim kami karena sempat wasit memberhentikan pertandingan di tengah menit bermain karena salah satu pemain kami memakai deker (Pelindung tulang kering kaki) menggunakan kardus. Hal ini memang memalukan, karena seperti biasa sekolah kami tak pernah ada latihan rutin karena tak ada eskulnya, sampai meski kami mendominasi pertandingan harus kalah 3-0 melalui goal-goal kesalahan spele dari pemain kami yang masih grogi di tonton banyak orang di lapangan bagus dan tribun penuh.

Pulang dari situ, mulai banyak sih cemohoan dari berbagai guru dan juga teman disekolah, yang lebih mondorong eskul atau kegiatan lain untuk lebih ditingkatkan lagi yang lebih jelas prestasinya. ya gua mengerti, dan baru tau banyak info setelah tournament ini, sebenarnya sekolah smp gua itu dulu ada eskul futsal, terakhir kali juara kalo tidak salah tahun 2002/2004, waktu yang cukup lama. dan seketika eskul itu bubar gitu aja karena emang tak melahirkan banyak prestasi juga buat sekolah. tapi kenapa masih ikut lomba? ya karena sekolah kita masuk dalam sekolah negeri yang juga otomatis tournament seperti O2SN tak bisa ditolak meskipun bisa tidak mengirimkan tim untuk bertanding, terkesan lebih lemah dan tak mendukung upaya penyaluran dan pengembangan bakat siswa. Jadi, sekolah gua seperti mengirim tim pelengkap aja dalam setiap ajang tournament, karena mekanismenya juga gak jelas, gak ada eskulnya, guru olahraga yang menyambi sebagai pembina eskul, latihan pasti H-7 sebelum tournament. Hal ini sampai kapan pun juga akan terus begini, sebenarnya permainan kita gak begitu buruk hanya saja kita selalu apes bertemu tim yang lebih hebat di awal dan juga perkara mental.

Dari situ gua mulai sadar, ternyata ada hal yang kurang dari tim ini yaitu perihal jam terbang. mulai saat itu gua mencoba gak berharap sama tournament yang ada lagi, gua sempet gak ngikut 2 ajang tournament yang pertama di ragunan, yang kedua ajang O2SN kembali seperti biasa semua materi pemain di ambil dari kelas 7 yang masih muda. tapi disisi lain gua tetep main futsal sama temen-temen seangkatan gua dan bahkan mulai mencari jam terbang dengan sparing diberbagai tempat lain seperti di taman menteng, dan kita sepakat semua tidak ada yang naik kendaraan pribadi. bahkan kita mencari banyak chanel sparingan seperti anak smpn 43, smpn 247, dan bagian-bagian lain yang kita temui di lapangan futsal. Ini memang tidak membentuk taktik kita karena kita masih berjalan seperti menjalankan hobby tanpa adanya pelatih, tapi dengan cara ini, kekompakan tim jauh lebih solid dari sebelumnya.

Masuk ke kelas 9, kelas kembali ke awal semula seperti kelas 7. gua berpisah dengan Ojak. tapi tetap di jam istirahat atau pulang kita kongkow bareng di halaman belakang sekolah. sampai akhirnya sekolah kita mendapat undangan untuk tournament di SMAN 6 Jakarta atau biasa dikenal dengan nama Projost. di acara ulang tahun projost ini mereka mengadakan lomba futsal 2 tingkatan, yakni tingkat SMA/SMK, dan tingkat SMP untuk mendorong siswa baru mau masuk ke sekolahnya. Fyi ya meskipun negeri ditahun gua smp saat itu pemerintah belom meresmikan wajib belajar 12 tahun. Jadi SMA/SMK Negeri pun masih harus tetap bayaran bahkan lebih mahal dari swasta.

Tapi saat itu, sekolah gua melalui pak jay tidak mau mengeluarkan surat izin pengantar sekolah. meski data tim kami sudah komplit. karena tim yang kami bawa ke tournament ini full dengan siswa anak kelas 9 yang akan bersiap untuk kesibukan Ujian, hanya ada 1 pemain yakni si agus yang masih kelas 7. Agus ini bukan sekedar kambing hitam atau formalitas, tapi bakat agus sudah kami pantau dari classmeeting pertama dia saat itu, Fyi kembali classmeeting futsal saat itu tetap kelas gua yakni 95 yang menjadi juara kembali. Jujur, gua bukan captain tim di skuad futsal sekolah gua, tapi gua memiliki pengaruh besar bagi tim dan gua nyaman menjadi sosok seperti ini dalam berteman dan bergaul.

Gua tak begitu ingat, yang jelas saat itu kepala sekolah gua Pak Bona Warsono mau mengizinkan dengan catatan tetap menjaga kesehatan dan dilarang berbuat keributan. Maklum zaman smp gua saat itu tingkat kriminalitas seperti tawuran, pemalakan, masih sedang marak-maraknya terjadi di kalangan remaja. Dan akhirnya semua sudah beres. Dan kami terkendala satu persyaratan yakni wajib membawa satu pembina/pelatih. kami bingung, Pak jay tak mau menemani kami dan pada akhirnya kami terpaksa meminta salah satu pengurus kantin sekolah, panggil saja namanya "Jawa" karena orangnya memang berasal dari Jawa, untuk menjadi pembina kami untuk mengikuti lomba ini. akhirnya dia mau dan tim kami siap untuk menjuarai tournament terakhir kami di sekolah ini.

Kenapa kami yakin untuk juara? karena sistem tournament ini memiliki peluang yang besar. tidak sistem gugur hanya diikuti oleh 8 sekolah dan melalui sistem point group. kami yakin bisa ada peluang juara karena kami terpisah group dengan sekolah tim futsal terbaik seperti SMPN 247 dan SMPN 43 Jakarta. kami di hadapkan oleh SMPN 48 Kebayoran Lama, SMPN 31 Ragunan, dan SMPN 29 Blok M. melihat skuad group ini, kami yakin kami bisa lolos ke fase semifinal dengan mudah.

Jujur tim ini berbeda, tim ini sudah seperti keluarga. meski menargetkan juara. tapi, tim ini tidak gugup seperti tak ada beban. kami yakin secara mental kami sudah siap betul, dan kami sudah memetakan kekuatan lawan. bahkan kita semua sudah komite untuk percaya satu sama lain dan tidak memaksakan jika sudah lelah.

Laga awal tentu dibuka oleh tuan rumah SMKN 6 melawan SMKN 25 Pasar Minggu, saya masih ingat betul karena di smkn 25 ada teman rumah saya yang ikut tournament ini juga. Di lanjutkan dengan laga pembuka tingkat SMP, antara sekolah kami SMPN 104 melawan SMPN 48, kami mengira mereka sudah gentar dengan postur tubuh pemain kami yang jauh lebih besar dari mereka. tapi kami salah permainan mereka begitu apik hingga kami dibantai telak dengan skor 4-0. semua pemain lesuh kami kehilangan point dengan selisih goal cukup jauh untuk perebutan lolos dari Group. mengingat tim lain di group kami dimenangkan oleh SMPN 29 melawan SMPN 31 dengan skor 2-1. kami berada di juru kunci pada hari pertama tournament.

Siapa yang tak kecewa? semua kecewa, bahkan "Jawa" sudah tak mau mengantar kami di tournament hari kedua besoknya. di tengah rasa lelah kami, kami dipusingkan dengan mencari pembina kembali. kita semua sepakat untuk istirahat di musolah SMAN 6 ini yang penuh dengan AC sambil mengademkan rasa lelah. Sampai akhirnya Ojak menemukan Ide untuk meminta saudaranya menjadi pembina kami, sosok yang bisa dibilang berbahaya karena bukan bagian dari kepengurusan sekolah yakni dari luar. tapi ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa kami andalkan untuk bisa bertanding. kami sudah mengevaluasi kesalahan kami, kami terlalu banyak melakukan shooting jarak jauh yang membuat tenaga kami cepat terkuras saat kalah telak dari smpn 48, karena sejatinya kami memang sudah sepakat untuk melakukan tembakan langsung saat ada ruang dan kesempatan. kita juga sudah mentargetkan minimal kita menang 3-0 dipertandingan berikutnya untuk mengamankan selisih head to head di perhitungan point akhir. Defisit goal kami di pertandingan akan lebih ringan kita bayar di laga kedua daripada menjadi beban di laga akhir.

Lawan kami di laga kedua adalah smpn 29, secara tak langsung smp ini seperti tuan rumah karena smp ini berada tak jauh dari sman 6 jakarta. meski begitu, tekad kami sudah bulat kami harus menyerang terus menerus mati-matian untuk mencetak goal sebanyak mungkin. permainan tensi tinggi dengan operan cepat mampu membuat mereka terkejut bahkan semua penonton dan tim lain yang menyaksikan permainan kami jauh berubah dalam waktu sehari. tak disangka skor akhir kami menang telak dengan skor 10-2. bahkan agus anak kelas 7 mencetak 4 goal kala itu. suatu jalan yang membuat kami semakin optimis bahkan membuat tim lain gagal meremehkan kami, karena dewi fortuna benar-benar memihak ke kami, karena smpn 31 berhasil menahan imbang smpn 48 yang membuat kami merangsak langsung ke posisi 2 klasemen group karena unggul agregat goal dari smpn 29 dan berbeda 1 angka dari smpn 48 di posisi puncak. Cihuuuyyy . . . .

Dengan begitu, sekolah kami berada diatas awan. karena kami hanya membutuhkan 1 point untuk bisa melaju ke fase semifinal dan itu bukanlah sesuatu yang sulit karena lawan kami di laga penutup group adalah smpn 31, sang juru kunci yang tak memiliki harapan lolos. Di sisi lain, smpn 29 akan bermain habis-habisan melawan smpn 48 yang juga tak mau kalah, karena jika kalah mereka bisa tersingkir dari kami. benar-benar sesuatu yang sangat seru untuk dirasakan bagi kami, kami seperti baru saja meluncurkan meriam bom kepada mereka semua di hari kedua.

Tiba di hari ketiga, kami sudah melakukan streaching di lorong sman 6, hal ini bertujuan untuk membuat mental lawan goyang dengan daya semangat kami yang membara. memang ada hal yang tak menentu karena kami selalu main di awal, untuk itu kami semua sepakat untuk tidak main-main. kami tetap fokus pada permainan yang safety dan bahkan kami berhasil unggul di babak pertama 1-0 dari smpn 31. Hal ini membuat kami sepakat untuk terus merotasi pemain untuk memecah konsentrasi lawan dan menyegarkan fisik tim kami ditengah lapangan. Tapi malapetaka terjadi di babak kedua, smpn 31 yang sudah kalah justru melepas beban sepenuhnya, mereka bahkan berhasil mengembalikan keadaan sampai 3-1. kita semua panik bahkan terkesan gegabah karena banyak pemain terkena kartu kuning saat itu, ditambah sorakan dari tim smpn 29 yang merasa senang. Sampai akhirnya gua mencoba melakukan hal sederhana, gua sepakat dan membisikan agus untuk terus mengoper balik ke gue untuk melakukan satu dua sentuhan dengan agus untuk menjadikan agus bahan pantulan dan melakukan shoot langsung ke gawang. benar-benar hal tak terduga, dua kali percobaan gua berhasil dan skor akhir menjadi 3-3. hasil ini membuat kita tetap kokoh di posisi kedua group, tak akan berpengaruh hasil pertandingan dari smpn 29 dan smpn 48 berapapun skor akhirnya.

Keberhasilan tim kami lolos ke fase semifinal cepat terdengar sampai ke pihak sekolah. Sampai akhirnya tiba-tiba “Jawa” menghampiri kami di gerbang depan sekolah bahwa ia siap untuk membina kami kembali di tournament sana, sebenarnya peran “Jawa” juga begitu vital karena dia salah satu pengurus kantin sekolah hal itu membuat kita canggung dalam meminta pendapat dan bergurau canda. Saat itu, beredar pula dengan cepat melalui SMS ke banyak anak-anak disekolah, dan banyak yang ingin menonton secara langsung ke sman 6 jakarta. Kita menyambut bangga dan semangat dukungan dari banyak teman dan sekolah.

Di partai semifinal kami sudah tau siapa yang akan kami lawan, ya di group sebelah hanya ada 2 tim terkuat yakni SMPN 247 dan SMPN 43 Jakarta, karena kita menjadi runner up maka lawan kita di group sebelah adalah sang juara group sebelah yakni SMPN 43. Di sinilah, akhirnya untuk pertama kalinya gue bertanding secara resmi melawan rekan tim SD gue dulu yaitu reza, dan reza bukan sosok yang asing bagi Ojak. Semua bertemu pada waktunya.

Tim kami semakin pede karena kami sudah berani melakukan passing pemanasan di lapangan sebelum mulai, tidak di lorong atau depan musolah lagi. Hehe sang semifinalis gitu loh wkwkwk, Laga saat itu sebenarnya tidak kaget bagi kami, karena kami sering melakukan sparing sebelumnya meskipun sekolah kami lebih banyak kalah dibandingkan mengalahkan sekolah mereka, tapi pada intinya, modal besar yang kami bawa ke tournament ini adalah kita sudah memetakan kekuatan lawan, kita tau betul mematikan pergerakan pemain lawan yang harus dijaga ketat. SMPN 43 sebenarnya memiliki materi pemain yang tak jauh dari kami, hanya saja type permainan mereka jauh berbeda, mereka lebih mengandalkan 2 pemain di sisi kanan dan kiri untuk menusuk ke dalam, lebih tepatnya mereka selalu melakukan shoot keras langsung dengan mengincar tiang jauh atas. Hal itu masih terus mereka lakukan sampai pertandingan kala itu, beruntung dewi fortuna selalu memihak kepada kami, tendangan mereka selalu meleset jauh bahkan sempat mistar sebanyak 5 kali.

Saat itu gue hanya mencoba mengikuti instruksi tunjung, ia memilih tim kami untuk terus menunggu dan man to man marking. Khusus reza ketika memiliki ruang dan sisi sayap langsung di marking 2 pemain, itu yang membuat tendangan ia selalu meleset. Jujur gue benci gaya permainan saat itu, kita sepakat tak melewati garis tengah ketika bertahan dan hanya melakukan tendangan balasan secara langsung. Sampai-sampai smpn 43 bermain power play (libero) dan benar saja meski babak pertama kami berhasil menahan imbang 0-0, di awal babak kedua kita kecolongan cepat dengan kebobolan 1-0. Gua bingung saat itu, ojak dan tunjung masih memiliki pemikiran yang sama, menunggu dan menahan setengah lapangan meskipun dalam kondisi kalah. Tapi, mereka mengubah posisi. Tunjung mengharapkan gua didepan dan memaksa alvi berkreasi di lini tengah lebih aktif. Artinya (lebih maruk) untuk menarik lawan ketika dapat kesempatan memegang bola.  Tak banyak peluang, justru mereka tetap melakukan long shoot dari pertahanan.

Waktu semakin tergerus, bahkan smpn 43 masih mendominasi pertandingan. Bahkan sesekali kiper mereka masih ikut bermain maju ke depan. Sampai akhirnya keajaiban datang melalui tunjung, ia membaca betul posisi kiper ia melakukan chip jauh ke tiang gawang lawan, dimana salah satu bek mereka tak membaca posisi kiper yang membaca bola. Berniat untuk membuang bola justru bola itu masuk ke gawang sendiri, Taaaaaraaaaaaa! Terjadi own goal (bunuh diri) skor menjadi 1-1. Pendukung kami bersorak, dan penonton yang tadi menjudge permainan kami kini berteriak Sacova. . . Sacova. . . Sacova. . . kondisi mental berada diposisi kami saat ini.

Awalnya gua berpikir strategy ini dilakukan hanya untuk mengharapkan adu penalty, tapi ternyata gua salah. Dengan skor 1-1 kini tunjung berani melakukan operan pendek dari kaki ke kaki bersama ojak di belakang, gua yang hanya menunggu dan mencari ruang di pertahanan lawan sampai bingung maksudnya ini apa, sampai akhirnya gua menemukan kode untuk membelakangi lawan dan berlari ke sisi ruang yang kosong, bola segitiga (terobosan) diberikan alfi ke ruang sisi kosong yang hampir out dari garis, dengan skuad tenaga gua berlari dan melakukan shoot keras sampai badan gua terpental, bola itu membentur tiang samping dan muntah (rebown) di kaki alfi, hanya butuh sontekan kecil untuk memasukan bola ke jarring lawan. Sorakan penuh gembira hadir di bench kami, kami mampu mengembalikan keadaan menjadi 2-1.

Lalu, tim kami langsung menarik formasi. Sama seperti tadi hanya saja gua ditarik keluar untuk digantikan Yazid pemain Bek Murni. Alfi yang pandai mengocek alias bermain maruk kini di letakan di depan.  Mungkin bagi penonton dan pendukung lawan permainan kami monoton tapi bagi tim kami hal terpenting saat ini adalah membuat mereka frustasi. Hal tak terduga pun terjadi, Ojak melakukan tindakan kurang terpuji kita memang sudah sepakat untuk mematikan pergerakan reza, hal pelanggaran pun sebenarnya hal yang wajar mungkin reza yang tak terima dilanggar terluap emosinya sampai harus memukul Ojak, saat itupun situasi ramai karena ojak membalas untuk memukul. Hal demikian bertambah kisruh karena wanita dan panitia ikut masuk ke lapangan ditambah himbauan melalui speaker yang terus menekan tak boleh ada kerusuhan.

Penonton yang didominasi oleh kelompok supporter dari sekolah kami juga ikut bersorak-sorak, sampai terjadi dorong-dorongan. hal yang gua inget saat itu gua bimbang, di satu sisi reza adalah teman gua dari SD sekelas selama 6 tahun. meski hanya 2 kali dalam tim futsal tapi gua sama reza sudah satu kelompok dalam group pramuka yakni dari  pin "orange" sampai regu "Macan". Namun, di sisi lain saat ini gua berada di tim smp dan ojak pun sahabat gua yang begitu deket. sampai akhirnya reza terus menunjuk-nunjuk ke arah gua yg mencoba melerainya sambil berkata "Bilangin tuh bay temen lo, bilangin main jangan kasar. gua ingetin lo ya!" saat itu untuk pertama kalinya gua melihat reza begitu marah dicampur rasa sedih, karena wasit memutuskan untuk mengeluarkan red card (kartu merah) yang artinya kedua pemain baik reza dan ojak harus keluar dari lapangan. Hal ini semakin genting bagi smpn 43 karena hanya menyisakan satu jangkar pemain andalan mereka karena reza sudah tak ada dilapangan. hal ini cukup mudah bagi kami karena kami masih punya pemain kuat untuk menanganinya seperti tunjung dan alfi. sampai akhirnya wasit. Malapetaka terjadi karena pemain kami sering melakukan pelanggaran tiba wasit menunjuk titik putih untuk smpn 43, meski pelanggaran dilakukan tidak di kotak pinalty tapi, pemain kami sudah melakukan pelanggaran sebanyak 10 kali. Dan itulah peraturan yang berlaku di futsal langsung menghukumnya melalui tendangan titik putih. kita hanya pasrah, jika bola ini masuk dan dilanjutkan ke adu pinalty bukan tak mungkin mental kita akan jatuh. hanya berdo'a yang bisa kita harapkan, bahkan pemain kami tidak mengerti yang dilakukan oleh pemain mereka, tendangan pinalty dilakukan begitu keras dan melenceng jauh sorak suporter pun tak berhenti bersambungan Huuuu. . .  Huuuu. . .  Huuu. . .

saat itu juga wasit meniupkan pertandingan berakhir. priittt. . . priitt. . . priiiitttt. . . semua pemain tim kami berpelukan akhirnya kami menghadapkan ke final, tapi ada yang begitu kami sayangkan setelah ini, kekecewaan yang begitu besar dari smpn 43 tak selesai sampai disitu, pemain kami yang berusaha menyalami mereka tapi mereka menolak dan hanya berjalan keluar lapangan. bahkan pembina mereka masih sibuk protes di meja panitia. Mungkin bagi sebagian orang hal ini tampak hina, tapi itulah yang terjadi dalam sepakbola. banyak drama, banyak keajaiban, dan banyak kemungkinan yang terjadi di dalam lapangan atau suatu pertandingan.

Hari itu kami tampak bahagia, karena sejatinya tim kami berhasil masuk final. Sejarah akan kami ulangi untuk dapat memberikan trofi atau piala dari ajang futsal bagi sekolah kami setelah sekian lama. kami pun untuk pertama kalinya tak pulang, karena kami masih menunggu menyaksikan calon lawan kami di partai final antara Smpn 247 vs Smpn 48. kami mungkin berharap ingin bertemu smpn 48 sebagai ajang balas dendam atas pembataian di group. tapi kami lebih ingin bertemu smpn 247 karena kami sudah memetakan kekuatan lawan, karena kami berhasil mengalahkan smpn 43 kami yakin bisa mengimbangi smpn 247. Dan hasilnya pun benar, smpn 247 keluar sebagai lawan kami di final setelah berhasil mengalahkan smpn 48 dengan skor 3-1.

Selama perjalanan pulang, kami masih berkumpul di sekolah kami. selain menyampaikan kabar gembira bahwa kami telah masuk final, kami juga berdiskusi di teras halaman sekolah tentang apa yang harus kita persiapkan di partai final. kebetulan laga final dijeda libur 1 hari saat tournament saat itu , maka kita punya waktu untuk mempersiapkan semuanya. semua elemen sekolah baik itu teman, guru, dan kepala sekolah menyambut gembira pencapaian kami sejauh ini tak terkecuali pak jay yang tak menyangka kami sampai final. Akhirnya kami mendapatkan dukungan besar, bahwa di partai final nanti kepala sekolah kami Bapak Bona Warsono, akan hadir untuk langsung menyaksikan pertandingan kami. hal yang sangat luar biasa bagi kami. Dan kami sepakat untuk tidak ada yang kelelahan bahkan kita sepakat tidak ada yang begadang karena kebetulan malam final tersebut adalah malam final liga champion eropa juga, Jika ada yg kelelahan akan bersedia tidak dimainkan. dan kami juga sepakat selama jeda 1 hari kami tidak mengadakan latihan, kami fokus pada kesehatan fisik yang cukup istirahat dan cukup berdiskusi di group futsal facebook kami sambil bercanda gurau.

Tiba Hari final dilaksanakan, awan yang begitu cerah seakan siap menyambut kemenangan kami. Smpn 247 bukanlah hal yang asing bagi kami, karena mereka seperti saudara kami hanya saja prestasi kami yang berbeda hehehe. . . kita bahkan kenal betul dengan pembina mereka dan kami dengan hormat juga salaman padanya yakni Bapak Sani Fahmi. hal yang sangat jarang terlihat saat itu kami mencoba melakukan pemanasan bersama dengan tim lawan dengan melakukan obrolan sambil melakukan passing. hal itu begitu relaks, dan sangat patut dicontoh untuk sebuah sepakbola, karena sepakbola harus bisa menjadi pemersatu dan hiburan. Dengan hal seperti itu, kami seperti tak ada beban, sampai kami lupa bahwa ini partai final. Tentu, kami tak akan lupa dengan tujuan kami yakni juara karena runner up bukanlah juara sesungguhnya bagi kami. Di sudut lapangan belakang meja panitia terlihat kepala sekolah kami sedang berbincang dengan kepala sekolah sman 6 jakarta. hal yang membuat kami tak akan membuatnya malu.

Di partai final, tentu akan sulit menentukan starter terbaik. akan tetapi, saat itu tunjung lebih memilih mencadangkan ojak dan alfi. dan mempercayakan gua dan agus di lini depan. karena kita sepakat kita bermain menyerang di babak pertama untuk mencuri angka terlebih dahulu, sisanya kami bertahan untuk mempertahankan keunggulan. Hal ini berjalan lancar, bahkan pertandingan belum genap 2 menit berjalan, tim kami berhasil unggul 1-0 berkat goal nomor punggung 15, yakni Ahmad Bayhaqi aka Gua sendiri hahaha. . . setelah kick off agus langsung melakukan akselerasi menusuk melalui sisi kiri, gua yang mencoba membuka ruang diujung tiang gawang kosong berhasil menerima operan agus yang begitu jeli. sampai akhirnya berhadapan dengan kiper dan kiper pun sudah mati langkah. satu sentuhan cukup melesatkan bola ke gawang dan sorak-sorak pun berhamburan ke lapangan bahkan suporter kami meloncat-loncat dari tribun sampai ke pinggir lapangan. mungkin terlihat norak, tapi percaya tak dipercaya goal semata wayang gua adalah goal satu-satunya yang terjadi di partai final tersebut.

Text Box: SMPN 104 vs SMPN 247
1         -          0
FULL TIME
 

 

 

 

 


Rencana kami begitu mulus, sampai akhirnya ceremony penutupan tournament ini ditutup, dengan kami sebagai juara di tournament tingkat SMP. sayang bapak kepsek kami telah meninggalkan lokasi terlebih dahulu karena ada kegiatan lain sebelum acara selesai. dan kami pun senang kepsek membuat penyambutan dan penyerahan piala kepada sekolah kami saat upacara pada hari senin.

Meski penyerahan piala hanya diwakilkan captain tim kami yakni M. Tunjung, tapi ada yang membuat kita bangga. Piala itu masih terpajang di lemari sekolah hingga kini, dan menjadi sejarah bagi tim kami untuk menjadikan sekolah kami juara setelah tahun 2002/2004. Bahkan hingga tahun 2021 kini, sekolah kami belum lagi mampu juara dalam ajang sepakbola futsal. Tahun 2011/2012 menjadi tahun terakhir kembali sekolah kami menjuarai tournament futsal, saat membanggakan nama kami terkenang dalam adik-adik kelas. bahkan hal yang membuat gua merasa senang adalah setelah kami Lulus, smpn kami membuat eskul futsal diadakan kembali disekolah dengan Agus yang menjadi pemimpin penerus bagi tim futsal sekolah kami.

 

Terima kasih untuk SMPN 104 Jakarta, rekan-rekan teman, guru, kepala sekolah, dan tim futsal pada saat itu. berkat pengalaman ini menjadi juara adalah suatu hal yang gua impikan dalam tournament mewakili sekolah, karena sejatinya gua bukanlah pemain professional. tapi karena "Sepak Bola adalah sebuah seni terindah. karena ia mampu melahirkan sedih dan bahagia dalam waktu yang bersamaan" ~Bambang Pamungkas

 

 

Credit point untuk teman-teman yang telah bepatisipasi.

Akhir klasemen Tournamet Futsal SMAN 6 Jakarta tahun 2011/2012 tingkat SMP

 

Juara I - SMPN 104

Juara II - SMPN 247

Juara III - SMPN 43

Juara IV - SMPN 48

 

Terima kasih kepada skuad tim futsal SMPN 104 Jakarta

 

1. M. Fahli (Kiper) Kelas 96

2. Soni Edison (Bek) Kelas 92

3. Maulana Aka Yoga (Bek) Kelas 92

4. Alfi Zulfikar (Tengah) Kelas 92

5. M. Tunjung (Depan) Kelas 94

6. Abdul Rozak (Tengah) Kelas 94

7. Ahmad Bayhaqi Aka Gua (Depan) Kelas 95

8. Dwi Prasetyo (Kiper) Kelas 95

9. Yazid Maulidianzah (Bek) Kelas 95

10. Agus Jamaludin (Depan) Kelas 71

 





Tetap semangat dan sukses selalu 

Share:

0 komentar

SYARIFAH

  “ SYARIFAH “ Syarifah merupakan seorang perempuan yang terhormat dari keturunan nabi Muhammad SAW melalui Husein. Husein dan Hasan adalah ...